Juni 2025
Juni hangat, tapi padat. Dari awal ia menyambutku, ia sudah membawakan nampan besi dengan tumpukan dokumen yang perlu kutelaah. Melihat tumpukan itu tak kunjung mereda di dua minggu pertama, aku menggagalkan niatku untuk punya perayaan di hari ulang tahunku.
Tetap ada. Makan-makan bersama orang tua. Dan ternyata di hari-hari setelah itu, kawan-kawanku lah yang justru menggelar perayaan kelahiranku. Tentu saja sepanjang minggu itu aku memikirkan mereka yang masih ada, sudah pergi, atau justru jadi ada lagi. Momen tersebut jadi perenungan tentang dinamika yang kumiliki dengan orang-orang di sekitarku. Hingga aku menulis ini, aku masih merenung juga.
Sebelum hari kelahiranku tiba, aku menulis draf esai berbahasa Inggris. Niatnya ingin menjadi tulisan reflektif yang cerah, tapi nyatanya buah dari pemikiran dan perasaanku malam hingga sore itu lumayan abu-abu. Aku menulis tentang waktu, usia, dan kematian. Walau begitu, tak perlu banyak khawatir — mungkin kau tau maksudku. Sekarang, aku berada di tempat yang baik — secara mental dan pikiran. Orang-orang di sekitarku juga memberikan banyak alasan untuk tetap ingin melanjutkan hidup sekalipun memang ada-ada saja yang membuat ingin berkata kasar.
Pada bulan ini juga aku bertemu banyak orang dari sudut memori yang beragam. Makan malam dengan kawan SD. Bermain kuis dengan kawan SMP. Bersama kawan-kawan SMA, aku mengantri di kedai kopi hingga rolling door-nya hampir ditutup. Suatu Jumat siang, aku berpapasan di bazar besar dengan kawanku saat di kampus. Pada bazar itu, aku juga menyapa beberapa orang yang kukenal. Di akhir pekan yang lain, aku bertemu kawan menulis dan klub buku di suatu acara — kami tidak janjian. Kemudian, aku menghadiri sesi talkshow yang salah satu pembicaranya adalah teman semasa sekolah. Menjadi narasumber tamu untuk kelas yang diampu oleh kakak kelasku waktu sekolah dulu. Ada juga kakak kelasku yang lain — ia datang ke acara yang kuurus. Malamnya, adiknya pun datang — yang juga kukenal. Bahkan aku juga diajak bertemu dengan para oomfies kawanku — yang beberapa di antaranya juga sudah suka seliweran di linimasaku. Ada juga momen-momen tegur sapa dengan beberapa orang yang kukenali dari masa-masa kerelawanan dan mencari pekerjaan. Rasanya aku tidak lagi merasa asing di sini. Ketika aku sedang ingin sendirian (secara destruktif), akan ada saja segenggam cahaya yang datang (baca: sosok yang kukenal).
Seingin-inginnya aku menghilang sejenak, aku menyadari kalau aku tidak bisa kabur. Ada mereka. Yang ingin kuajak mengobrol, bercanda, menari, tertawa, bergandengan tangan, dan tetap hidup.
Beberapa hal yang berkesan di bulan ini:
- Lagu: Suddenly I See oleh KT Tunstall
- Film: Roman Holiday oleh William Wyler
- Serial: Adults (+ The Bear (Top 3 → S04E04, S04E07, S04E10)
- Buku: The Mountain Is You: Transforming Self-Sabotage Into Self-Mastery oleh Brianna Wiest
