Januari 2025

Firnita
3 min readFeb 3, 2025
Apparition at the Terminus by Holly Warburton

Aku menonton sebuah video di TikTok. Menurut pembuat videonya, Januari adalah “Senin”-nya suatu tahun. Kurasa hal itu benar adanya. Banyaknya orang yang mengomentari dan membagikan ulang video itu juga mencapai ribuan. Dan akhirnya, “Senin” itu berakhir juga.

Kemarin seorang kawan juga bertanya padaku, “Gimana Januari-mu?”. Kujawab, “Gak kelar-kelar”. Kami tertawa, kemudian menimpali satu sama lain dengan cuitan-cuitan yang kami temukan di linimasa dunia maya. Kami lah warga daring kronis itu — yang memerhatikan betapa banyaknya juga orang yang merasa Januari terlampau panjang. Ibarat cerita, Januari seperti punya musim-musim lanjutan yang sebetulnya akan lebih baik jika tidak ada. Namun, aku jadi bertanya-tanya pada diri sendiri: Bagaimana Januari-ku di tahun lalu?

Takarir reels Januari 2024 di akun Instagram-ku (@/firnnita)

Ternyata ada miripnya. Hanya saja tahun lalu sepertinya aku lebih… tenang. Tahun ini, gaji bulan Januari turun tepat sebelum tanggal merah perayaan Isra Miraj dan Tahun Baru Imlek. Tiga rekan kerjaku mengambil cuti untuk berangkat ke Jepang. Aku mengamati dari Instagram Story sambil tak sabar menunggu mereka pulang — untuk dengar cerita dan kembali berbagi kerjaan. Di pekan yang sama, ada banyak kawan lainnya juga yang berlibur. Jepang masuk jadi salah satu destinasi yang sering muncul di Instagram Story-ku saat itu. Posisi kedua jatuh pada Jogjakarta. Tiga kawanku berlibur ke sana. Sebetulnya yang berdua pergi ke sana untuk mendatangi acara pernikahan — yang juga ternyata didatangi oleh beberapa kawanku lainnya. Sedangkan yang satu memang murni untuk liburan. Posisi ketiga jatuh pada Mekah dan Madinah. Awal tahun ini banyak sekali orang yang menunaikan ibadah umrah. Tontonanku di Instagram berubah jadi burung yang beterbangan, langit biru yang cerah, dan tentunya Ka’bah. Pekan penuh tanggal merah itu kunikmati sambil me-refresh surel kerjaanku yang syukurnya tidak terlalu banyak pesan masuk. Satu-satunya pengalaman mirip liburan yang kualami di bulan Januari adalah survei lokasi acara menulis. Aku dan kawanku pergi naik MRT layaknya turis — dari ujung ke ujung untuk kemudian naik lagi. Kami jalan kaki dari stasiun kereta, melihat gedung pencakar langit, kemudian naik ke lantai dua halte Tosari. Jarang-jarang aku merasa seperti turis di kota kelahiranku ini.

Selain suasana liburan, pada Januari kali ini aku mengalami berbagai macam emosi. Mulai dari yang teramat euforik hingga yang membuat hanya ingin selimutan seharian sepanjang hari. Lompatan-lompatan perasaan ini sepertinya memengaruhi level energiku juga sepanjang bulan. Salah satu momen tertinggiku di bulan Januari adalah menghadiri pernikahan sepasang teman. Hari itu begitu penuh. Hatiku disiram hal-hal baik sampai tumpah-tumpah. Sedangkan salah satu momen terendahku adalah menonton film “1 Kakak 7 Ponakan”. Hatiku digeprek spesial. Ditumbuk-tumbuk sampai pedas dan harunya membuatku menangis. Untungnya aku menonton film itu bersama beberapa kawan lainnya, jadi tetap ada momen yang membuat kami tertawa bersama. Dua hari setelah menonton film ini, aku merasa hampa. Pergi keluar rumah hanya untuk menclok — sebab lebih baik aku berada di antara banyak orang dibanding sendirian dengan pikiranku.

Sering kali aku berharap agar waktu berjalan lebih lama. Rasanya harapan itu diijabah bulan kemarin. Pada sela waktu yang berjalan dengan lamban, aku menyisipkan kebaruan dalam kebanalan. Aku mulai membuat jurnal visual, mengeringkan bunga, mengunduh Letterboxd, berbalas surat di Slowly, dan kembali berlatih main sepatu roda. Ada banyak rencana yang sudah kutulis juga, tapi setelah kupikir-pikir… Tubuhku hanya satu. Tidak semua hal harus dimulai saat itu juga. Jika semua sudah kurutinkan dalam bulan pertama tahun ini, lantas aku merasa seperti orang yang rakus. Meraup banyak ingin untuk kepuasan diri yang hanya satu ini. Aku menyisakan angan-anganku untuk bulan-bulan selanjutnya. Setidaknya setiap bulan aku tahu akan ada hal yang ingin kumulai dan kucapai.

Sampai jumpa bulan depan.

Fin.

Beberapa hal yang berkesan di bulan ini:

  • Lagu: Emotion oleh Destiny Child
  • Film: 1 Kakak 7 Ponakan karya Yandy Laurens
  • Serial: Twenty-Five Twenty One (Menonton ulang)
  • Buku: Making Sense of Islamic Art & Architecture oleh Adam Barkman

--

--

Firnita
Firnita

Written by Firnita

usually, i write more than this short bio. say hi through my ig/x/tiktok: @firnnita

Responses (2)