Februari 2025

Firnita
2 min readMar 1, 2025
The City of Belgium by Brecth Evens

Aku merasakan cinta dan bukan hanya dari satu orang.

Belakangan, aku menyadari kalau sedang sedih kebiasaanku adalah sengaja membiarkan diri dikelilingi orang lain. Mulai dari teman, rekan kerja, hingga orang asing di dalam gerbong kereta. Bulan ini juga, aku mendapatkan rejeki untuk tidak sendirian melulu. Ada ajakan nonton film bersama, bertugas di acara kantor, hingga datang ke acara-acara baru.

Februari dan segala warna-warninya mengingatkanku pada masa lampau ketika aku perlu berusaha lebih untuk mencari distraksi. Kali ini, mereka datang dengan mudahnya. Mungkin bagi orang lain aku pengecut karena tidak berani sendirian. Namun, aku sudah terlalu lama sendiri. Ini bukan urusan bosan juga. Aku dan kesendirianku ini sudah membuatku mengenal terlalu banyak tentang diriku. Ibarat melihat diri sendiri di depan cermin, aku sudah bisa menyadari garis rambutku di dahi sudah mundur lagi berapa mili. Aku butuh untuk menjadi bagian yang lebih besar dari diriku sendiri. Jika masih ada yang merasa aku pengecut karena tidak berani sendirian, biarkan itu jadi urusan mereka.

Bulan ini aku banyak bolak-balik menaiki transportasi umum. Mulai dari KRL, MRT, sampai TransJakarta. Sayangnya, aku masih belum mencoba naik LRT. Dalam perjalanan, aku memperbanyak lamunan. Berkali-kali menaiki bis koridor 8, aku jadi sering melihat tulisan vandal di terowongan kolong Pondok Indah yang ternyata ada juga di tiang-tiang daerah Kuningan. Yang ternyata sepertinya tersebar di begitu banyak fasilitas umum sampai-sampai jadi gaung di daring sert luring. Tulisan itu adalah bisikan harapan dari orang yang lebih pemberani daripada aku. Urusan meninggalkan jejak vandal seperti tulisan dua kata itu adalah hal yang ingin kuberikan jempol bagi siapa pun yang memulainya. Di sini lah, kuakui kalau aku pengecut.

Aku masih ingat perkataan seorang kawan yang bilang kalau ia ingin menjadi lebih berani di tahun ini. Dalam hal cinta, aku merasa hal yang sama. Bagian diriku seperti meletupkan cinta yang ingin kusalurkan. Maka kualirkan mereka pada yang juga mengalirkannya padaku. Sedikit mengingatkanku pada kesetimbangan kimia. Aku ingin jadi lebih berani dalam mencintai. Mulai dari merayakan keberhasilan kawan-kawanku di Duolingo, meninggalkan apresiasi di tulisan orang asing, hingga mengakui kalau terkadang aku yang salah dan berani meminta maaf.

Untungnya, aku dikelilingi oleh banyak orang yang dengan terbukanya mencintai sesama manusia dan kemanusiaan. Masih banyak orang-orang yang berani mencintai. Februari dan mendungnya memang membuat semua terasa gelap, tapi dengan keberanian untuk terus mencintai, aku ingin percaya kalau kita masih berhak untuk berharap.

Sampai jumpa bulan depan.

Fin.

Beberapa hal yang berkesan di bulan ini:

  • Lagu: Salam Bagi Sahabat oleh Glenn Fredly & Albert
  • Film: I’m Still Here oleh Walter Salles
  • Serial: Melo Movie
  • Buku: How Kyoto Breaks Your Heart oleh Florentyna Leow

--

--

Firnita
Firnita

Written by Firnita

usually, i write more than this short bio. say hi through my ig/x/tiktok: @firnnita

Responses (1)