Sitemap

April 2025

3 min readMay 16, 2025

--

Exhausted karya Margo Veillon

Bulan lalu aku makan tiga donat JCO. Kepergian bukanlah hal yang mudah untuk diterima. Jadilah sepanjang bulan itu, aku luntang-lantung dan berusaha nemplok sana-sini. Sewaktu SD, ada pelajaran biologi tentang simbiosis dan aku mengingat hubungan antara pohon dan benalu. Bulan lalu, aku lah benalu itu.

Pada suatu Selasa di bulan lalu, aku jatuh sejadi-jadinya. Hal pertama yang dikatakan seorang rekan kerja pada pagi itu adalah, “Kamu baru bangun ya? Mata kamu — “ Sebelum ia menyelesaikan kalimatnya, aku mengiyakan. Ada kebohongan yang kutawarkan pagi itu. Aku sudah bangun sejak kemarin, karena tidak tidur semalaman — ditambah menangis pula. Ia membiarkanku lanjut bekerja. Tak lama, aku mencari distraksi dengan mengirim pesan ke seorang kawan. Daripada isi kepalaku berputar-putar dalam kesedihan, kubuka telepon genggamku untuk membalas pesan-pesan yang semalaman kuacuhkan. Kubalas pesan-pesan itu agar isi kepalaku sibuk dengan hal-hal lain. Sialnya — atau tidak — seorang kawan sepertinya menyadari pola-pola anehku di beberapa minggu terakhir. Pada layar telepon genggamku, muncul pesan yang membuat mataku seketika memanas dan ingin kabur ke toilet untuk menangis selama-lamanya (oke, lebay).

“u okay fin?”

Aku cukup terbuka pada kawan yang melempar pertanyaan itu. Jadi kukatakan yang sebenarnya, sembari jalan menunduk di kantor — berharap tidak ada siapa-siapa di toilet. Kuhabiskan 15 menit pagi itu sesenggukan di toilet kantor sembari berharap tidak ada yang kebelet kencing atau pup di pagi hari.

“i’ve been better.”

Sepanjang bulan, aku merasa seperti rongsok. Bagi mereka yang ada di keseharianku mungkin masih melihat kesibukanku sebagai hal yang produktif. Tapi, bagi mereka yang mengenaliku lebih dalam mungkin menyadari kalau kegiatan itu adalah upaya untuk lari dari pikiran dan perasaanku sendiri.

Aku meringis ketika seorang kawan menanyakan keaktifanku di Duolingo. Kami selalu saling membalap dalam liga-liga yang ada. Namun, pada bulan April, aku melemah — dan ia menyadari itu. Ketika kami bertemu, ia mengadu pada kawan kami yang lain tentang aku yang sedang cupu di Duolingo. Sampai detik ini, aku masih belum cerita padanya tentang alasan-alasanku sedikit merapuh. Beberapa kawanku di TikTok juga sempat hanya kukirimkan pesan “p dulu” pada malam-malam yang melelahkan. Upayaku menjaga api Duolingo dan TikTok ternyata tidak main-main sekalipun lagi menjadi rongsok.

Pada bulan itu aku menjadi orang yang sangat ceroboh. Ketinggalan ini itu. Lupa bawa botol minum. Jatuh di depan tangga MRT. Aku benar-benar bukan diriku sendiri. Dalam obrolan bersama teman-teman pun yang biasanya aku cepat menangkap lelucon receh, otakku lamban merespons. Seperti telat sepersekian detik. Dan aku merasa gagal ketika seseorang menangkap kelambananku itu.

“Tumben lo begini.”

Kejanggalan suasana hati yang kurasakan pada bulan April membuatku memilih untuk main aman. Jadilah aku kembali menonton serial yang memberikan rasa nyaman: The Bear. Bagi banyak orang, mungkin itu aneh. Namun, setidaknya seminggu minimal dua kali aku menonton ulang episode terakhir pada season pertama. Aku juga melanjutkan menonton hingga season paling terakhir. Pertama kali menonton The Bear Season 3, aku merasa marah. Cerita di sepanjang episode-episodenya benar-benar tidak memberikan kesimpulan apa-apa. Rasanya seperti terjebak di dalam pikiran Carmy, padahal aku ingin mengetahui hal-hal lainnya. Namun, ketika menjalani bulan April, aku jadi lebih mengerti Carmy. Betapa pikiran bisa sepi dan berisiknya dalam waktu yang bersamaan. Serupa halnya dengan rasa marahku pada Rory Gilmore sepanjang Season 5–7. Ada keputusan-keputusan hidup yang sangat sulit untuk kuterima. Lagi-lagi, karena April kemarin, aku jadi lebih bisa menoleransi pilihan-pilihan hidupnya.

Seburuk-buruknya April, tetap masih ada hal-hal yang baik. Komik Miiko terbaru kembali terbit. Bermain sepatu roda. Menyusun puisi kolektif untuk ulang tahun seorang kawan. Bengong di pinggir danau. Merayakan dua tahunan di kantor — sejauh ini jadi rekor kantor terlama. Bertemu kawan-kawan. Berkenalan dengan orang baru. Dan masih punya keinginan untuk menulis.

Sampai jumpa bulan depan.

Fin.

***

Beberapa hal yang berkesan di bulan ini:

  • Lagu: AWARDS SEASON oleh Bon Iver
  • Film: Sinners oleh Ryan Coogler
  • Serial: Black Mirror Season 6
  • Buku: The Forty Rules of Love oleh Elif Shafak

--

--

Firnita
Firnita

Written by Firnita

usually, i write more than this short bio. say hi through my ig/x/tiktok: @firnnita

No responses yet