Ada yang Bertengkar Dalam Kepala — 004

Firnita
1 min readMar 24, 2020

Jika ia pemain bulu tangkis profesional, sudah pasti ucapanmu akan ia tangkis balik. Cepat dan tepat ke wajahmu. Sudah, tak usah dibicarakan daripada kau jadi sakit hati.

Tapi kau merasa bahwa omongan ini penting, ide ini baik, dan bisa bermanfaat untuk banyak orang. Ditambah lagi belum kau temukan dimana-mana orang yang mengatakan apa yang hendak kau katakan. Kalau, ia iyakan.

Ah, tapi kau punya siapa juga? Badan satu, otak satu. Sama seperti semua orang. Walau begitu kau kecil. Malah sudah dianggap kecil, dipandang sebelah mata pula.

Ada urgensi yang perlu diberi perhatian lebih sepertinya. Seperti hal-hal yang bukan kau. Hal-hal yang lebih besar dari kau seorang.

Percuma. Sekalipun ia katakan iya juga delegasi selalu lamban. Apimu yang awalnya berkoar lama-lama redup. Percuma menghabiskan kayu bakar untuk api yang tak mau liar.

Lagipula kau bisa menjalani itu sendiri sebetulnya. Berdiri saja dulu. Coba. Kalau ternyata responnya baik, baru kau utarakan lagi. Sekiranya pikirannya lebih terbuka. Ia hanya takut hal ini belum kau pikirkan matang-matang.

Ya juga sih…

Gak akan ada yang menang, gak akan ada yang kalah. Suatu narasi gak melulu harus jadi.

Tapi sayang…

Iya, paham. Tapi ada yang bisa ditunda dulu untuk hal yang lebih besar nantinya. Mungkin belum saatnya. Belum ada bunyi ting dari microwave rumahmu. Narasi masih dipanaskan.

Baiklah

--

--

Firnita
Firnita

Written by Firnita

usually, i write more than this short bio. say hi through my ig/x/tiktok: @firnnita

No responses yet